
Bubur Ayam Pedagang Keliling: Kuah Kaldu dari Rebusan Tulang Tapi Dijual Sejak Subuh
Bubur ayam menjadi salah satu sarapan favorit masyarakat Indonesia. Rasanya yang hangat, gurih, dan teksturnya yang lembut membuat makanan ini cocok disantap pagi-pagi, terutama saat udara masih dingin. Di balik semangkuk bubur ayam yang nikmat, terdapat kisah perjuangan para pedagang keliling yang memulai harinya bahkan sebelum fajar menyingsing.
Salah satu rahasia kelezatan bubur ayam terletak pada kuah kaldunya. Bagi pedagang bubur ayam keliling, kuah ini bukan sembarang air rebusan. Mereka merebus tulang ayam, biasanya tulang dada dan punggung, selama berjam-jam hingga sari-sarinya keluar, menghasilkan kaldu pekat yang gurih dan beraroma sedap. Proses ini bisa memakan waktu hingga tiga jam, tergantung banyaknya bahan dan teknik yang digunakan.
Namun, inilah tantangannya: meski kuah harus direbus lama, para https://thesilit.com/ pedagang sudah harus siap jualan sejak subuh, bahkan ada yang mulai berkeliling pukul 4 pagi. Artinya, proses persiapan sudah dimulai sejak tengah malam. Ketika kebanyakan orang masih terlelap, para pedagang bubur ayam ini sudah sibuk di dapur. Tulang direbus, bubur dimasak perlahan hingga mencapai kekentalan sempurna, dan aneka topping disiapkan—ayam suwir, cakwe, daun bawang, bawang goreng, dan tentu saja sambal serta kerupuk.
Tidak jarang, mereka hanya tidur beberapa jam saja setiap harinya. Semua dilakukan demi menyajikan semangkuk bubur ayam hangat untuk para pelanggan yang mencari sarapan sebelum beraktivitas. Para pelanggan ini beragam, mulai dari pegawai kantoran, ibu rumah tangga, hingga tukang ojek yang sedang rehat sejenak.
Selain kelezatan rasa, ada unsur nostalgia dan kedekatan emosional antara pelanggan dan pedagang bubur ayam keliling. Kehadiran mereka setiap pagi sering kali menjadi bagian dari rutinitas harian yang dirindukan. Bahkan, beberapa pelanggan menyebut bahwa rasanya “tidak lengkap” jika pagi hari berlalu tanpa menyantap bubur ayam langganan.
Uniknya, setiap pedagang memiliki resep khas masing-masing. Ada yang menambahkan santan ke dalam kaldunya untuk rasa lebih gurih, ada pula yang menggunakan rempah-rempah khusus seperti jahe dan serai agar aromanya lebih menggugah. Walau bahan dasarnya sama, rasa tiap bubur bisa berbeda tergantung siapa yang membuat.
Meskipun terlihat sederhana, bisnis bubur ayam keliling tidak bisa dianggap remeh. Di balik gerobak sederhana itu, ada ketekunan, semangat, dan cita rasa yang dibangun dari pengalaman bertahun-tahun. Mereka adalah bukti nyata bahwa kerja keras dan dedikasi dapat menciptakan sesuatu yang istimewa, bahkan dari semangkuk bubur.
BACA JUGA: Puding Susu dengan Bentuk Hewan & Kartun: Camilan Imut yang Disukai Segala Usia