Juni 15, 2025

Potaufeuelpaso | Kuliner Dengan Citarasa Meriah

Sedapnya berbagai rembah dicampur dengan bahan utama pada setiap makanan membuat sensai meriah di lidah.

Kuliner Paling Ekstrem di India: Antara Rasa, Tradisi, dan Kontroversi

India dikenal sebagai salah satu negara dengan kekayaan kuliner paling luar biasa di dunia. Rempah-rempah yang melimpah, variasi masakan dari berbagai negara bagian, serta sejarah kuliner yang panjang membuat makanan India sangat digemari secara global. Dari masakan khas Punjabi yang penuh rempah hingga hidangan vegetarian ala Gujarat yang lembut dan manis, kuliner India adalah perayaan rasa dan budaya.

Namun, di balik pujian yang sering disematkan pada masakan India, terdapat beberapa makanan yang menuai kontroversi atau dianggap tidak cocok di lidah banyak orang, baik oleh wisatawan asing maupun bahkan oleh warga India sendiri. Ini bukan berarti makanan-makanan ini “buruk” secara mutlak, tetapi mereka sering dianggap “ekstrem”, “tidak biasa”, atau terlalu kuat bagi lidah orang luar.

Artikel iam-love.co ini akan membahas beberapa kuliner India yang dianggap paling menantang atau kurang disukai, dengan pendekatan netral dan edukatif, agar kita semua bisa lebih memahami konteks budaya di balik hidangan-hidangan ini.

1. Jadoh – Khasi (Meghalaya)

Jadoh adalah masakan khas suku Khasi di negara bagian Meghalaya, India Timur Laut. Hidangan ini sebenarnya adalah nasi berbumbu yang dimasak dengan daging, terutama daging babi atau ayam. Namun, yang membuatnya kontroversial adalah beberapa versi tradisional yang memasukkan darah babi atau ayam segar sebagai bahan utama untuk memberi rasa khas.

Bagi masyarakat Khasi, jadoh adalah makanan tradisional yang sangat dihormati. Namun bagi banyak orang luar, penggunaan darah sebagai bahan makanan membuat mereka merasa tidak nyaman. Bahkan, sebagian besar warga India dari wilayah lain belum tentu bersedia mencicipinya.

2. Chaprah – Chhattisgarh (Sambal Semut Merah)

Di wilayah Bastar, Chhattisgarh, terdapat sambal unik yang disebut chaprah, yang dibuat dari telur dan semut merah hidup. Semut-semut ini dikenal memiliki rasa asam yang kuat, dan biasanya ditumbuk bersama bumbu seperti cabai dan bawang.

Bagi masyarakat adat Bastar, chaprah adalah bagian penting dari tradisi kuliner mereka dan dianggap lezat serta berkhasiat. Namun, bagi sebagian besar orang—terutama wisatawan asing—memakan semut bisa menjadi pengalaman yang sulit dilupakan, baik secara rasa maupun secara psikologis.

3. Bhut Jolokia Curry – Assam dan Nagaland

Bhut Jolokia, atau dikenal juga sebagai ghost pepper, adalah salah satu cabai paling pedas di dunia. Di beberapa wilayah seperti Assam dan Nagaland, cabai ini digunakan sebagai bahan utama dalam kari atau sambal. Sekali mencicipi makanan dengan Bhut Jolokia bisa menyebabkan sensasi terbakar ekstrem, bahkan mual bagi yang tidak terbiasa.

Bagi masyarakat lokal, cabai ini justru menjadi kebanggaan. Namun bagi lidah yang belum terlatih, makanan ini sering dianggap “tidak bisa dimakan” karena kepedasan yang berlebihan, sehingga kadang disebut sebagai “kuliner ekstrem India”.

4. Fermented Bamboo Shoot – Manipur dan Nagaland

Bamboo shoot (rebung) yang difermentasi adalah bahan makanan pokok di beberapa wilayah timur laut India. Namun, proses fermentasinya yang panjang sering membuat makanan ini mengeluarkan aroma tajam yang menyerupai bau busuk atau asam menyengat.

Bagi masyarakat Manipur, rebung fermentasi digunakan dalam berbagai masakan seperti “iromba” dan dianggap sebagai hidangan yang kaya nutrisi. Tapi bagi orang dari wilayah lain atau turis asing, aroma dan rasa asamnya bisa menjadi pengalaman yang mengejutkan dan sulit diterima.

5. Khar – Assam

Khar adalah sup khas Assam yang dibuat dari kulit pisang yang dibakar lalu dilarutkan dalam air, dan dimasak bersama sayuran, daging, atau ikan. Rasanya unik: pahit, bersahaja, dan sedikit beraroma abu.

Bagi warga Assam, khar adalah simbol budaya dan bagian dari tradisi keluarga. Namun, rasa dan tekstur yang tidak biasa membuat makanan ini sulit diterima oleh lidah asing. Banyak orang menggambarkannya sebagai rasa “tanah” atau “debu basah”.

6. Pakhala Bhata – Odisha

Pakhala adalah nasi yang direndam dalam air dan dibiarkan semalaman untuk fermentasi. Biasanya disajikan dingin bersama sayuran, dadih (yogurt), atau acar. Ini adalah makanan pokok di musim panas di Odisha karena dipercaya menyegarkan tubuh.

Namun, bagi banyak orang yang tidak terbiasa, nasi fermentasi ini memiliki bau asam dan rasa kecut yang tidak umum. Beberapa orang bahkan menyamakannya dengan nasi basi.

Mengapa Makanan Ini Tetap Bertahan?

Meski dianggap ekstrem atau tidak disukai oleh sebagian orang, makanan-makanan ini tetap bertahan dan dihormati karena:

  • Nilai budaya dan sejarah: Setiap hidangan adalah bagian dari identitas suatu komunitas.

  • Nilai gizi: Banyak dari makanan ini tinggi protein, vitamin, dan dianggap memiliki manfaat kesehatan.

  • Adaptasi lokal: Bahan makanan langka membuat masyarakat lokal mengolah apa yang tersedia secara kreatif.

Penutup: Perspektif yang Perlu Dimiliki

BACA JUGA: 7 Kuliner Terbaik di Jakarta Timur yang Wajib Kamu Coba Tahun Ini!

Dalam dunia kuliner, “buruk” adalah istilah yang sangat relatif. Makanan yang dianggap menjijikkan oleh satu kelompok bisa jadi adalah makanan istimewa di tempat lain. Kuliner ekstrem India mencerminkan keragaman budaya dan kekayaan lokal yang luar biasa. Menghargai makanan berarti menghargai cerita dan tradisi di baliknya.

Bagi wisatawan yang datang ke India, penting untuk datang dengan pikiran terbuka, mencoba tanpa menghakimi, dan melihat kuliner bukan hanya soal rasa, tetapi juga sebagai warisan budaya yang perlu dihormati.

Share: Facebook Twitter Linkedin

Comments are closed.